Sejak diluncurkan tiga tahun yang lalu untuk mengalahkan hagemoni jejaring sosial lain macam Facebook dan Twitter, Google+ hadir dengan serangkaian aturan yang cukup menyiksa. Tapi sekarang salah satunya dihapus oleh Google.
Jika di Facebook kita bisa dengan mudah menggunakan nama-nama samaran yang 'alay', tidak demikian halnya di Google+. Jejaring sosial yang satu ini menerapkan aturan yang mengharuskan penggunanya memakai nama tertentu, terutama nama asli.
Kebijakan itu sedikit melunak ketika penggunaan username dari YouTube untuk di akun Google+ diperbolehkan. Akan tetapi hal ini tidak cukup memuaskan bagi para pengguna Google+ yang ingin identitas mereka dirahasiakan.
Berbagai masalah lantas muncul akibat kebijakan Google itu. Misalnya, pada bulan Januari lalu, seorang wanita transgender pengguna smartphone Android salah mengirim pesan yang lantas muncul di akun Google+-nya, padahal pesan tersebut adalah SMS yang sifatnya personal.
Oleh sebab itu, Google+ meminta maaf akibat terkait kebijakan penamaan akunnya yang membingungkan. Aksi ini disusul oleh penerapan izin pembuatanusername sesuai yang diinginkan oleh pengguna.
Lalu akankah di masa depan Google+ bisa dipenuhi oleh nama-nama samaran atau bahkanusername-username yang 'alay'?

Post a Comment